DETIK DETIK KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak
latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian
dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
KelahiranGerakanPramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
· Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan
Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
KelahiranGerakanPramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
· Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan
Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka
Catatan redaksi : Ada Sesuatu yang
menarik, mengapa yang menandatangani Kepres Tentang Gerakan Pramuka
adalah Ir. Juanda ? Bilamana Presiden saat itu tengah mengadakan kunjungan ke
Jepang, mengapa tidak menunggu beliau pulang dari lawatannya ?
WOSM
(World
Organization of Scout Movement)
Logo
Gerakan Kepanduan Dunia, WOSM (World Organization of Scout Movement)
Gerakan Kepanduan adalah sebuah gerakan pembinaan
pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai
organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk
melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong
mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai
melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan
aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota
kepanduan dari 217 negara dan teritori.
Kelahiran Gerakan Kepanduan
Gerakan ini dimulai pada tahun 1907
ketika Robert
Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania
raya,
dan William
Alexander Smith, pendiri Boy's Brigade, mengadakan perkemahan
kepanduan pertama (dikenal sebagai jamboree) di Kepulauan Brownsea, Inggris.
Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika
Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika
itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya,
sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas
utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka
mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan
yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut.
Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell
dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan
atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela
tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan
sebagai logo dari gerakan Pramuka internasional.
Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking
membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang
berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi
buku terlaris saat itu.
Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah
buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft
Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika
Serikat,
sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang
suatu gerakan pemuda.
Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk
menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi
judul Boy's Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk
kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia
mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat
selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea,
Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol
system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang
dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa
kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu di antara mereka untuk menjadi
ketua kelompok tersebut.
Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya
berjalan dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan
oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke
seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku
panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.
Saat itu Baden-Powell mengharapkan bukunya dapat memberikan
ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi,
beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell
menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk
belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan
tersebut.
Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell
semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya.
Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah Pusat Pelatihan
Kepemimpinan bagi Orang Dewasa (Adult Leadership Training Center).
Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan
tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership
dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku
berjudul Rovering to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.
Sekalipun
Gerakan Kepanduan didirikan Baden-Powell, tetapi ia banyak terinspirasi Frederick Russell Burnham, org Amerika yg membantu Inggris di
Afsel. Burnham banyak belajar tehnik hidup di alam bebas dr ayahnya yg menjadi
pastor di tempat penampungan (reservasi) orang Indian. Burnham yg sukses
menghadapi beberapa perang pemberontakan Indian, lalu pergi ke Afsel & berkenalan
dg Baden-Powell di Perang Boer. Dari Burnham lah Baden-Powell menyusun berbagai
ketrampilan2 dasar yg diperlukan seorang Boy Scout (Pandu). Terinspirasi org
Indian. Selanjutnya di Gerakan Kepanduan, Burnham diangkat sebagai “Kepala
Suku” pertama dari gerakan yg didirikan Baden-Powell. scout is game
Perkembangan Gerakan Kepanduan
Tak lama setelah buku Scouting
For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara
perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan
Inggris dan koloninya.
Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya,
dibentuk di Gilbraltar pada tahun 1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan
unit lainnya di Malta. Kanada ialah koloni Inggris pertama yang mendapat izin
dari kerajaan Inggris untuk mendirikan gerakan kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Chili ialah negara pertama diluar Inggris dan koloninya yang
membentuk gerakan kepanduan. Parade Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace,
London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat para remaja di Inggris.
Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam
kegiatan kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman,
Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan
Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi kepramukaan.
Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program
pada remaja usia 11-18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota
bertambah dengan cepat. Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah.
Untuk memenuhi keinginan dan ketertarikan para generasi muda pada saat itu,
gerakan pramuka menambah empat program dalam organisasinya untuk melebarkan
lingkup keanggotaan gerakan pramuka. Keempat prpogram tersebut meliputi :
Pendidikan Generasi Muda usia dini, Usia Remaja, pendidikan kepanduan putri,
dan pendidikan kepemimpinan bagi pembina.
Program untuk golongan siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak/pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910
di beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di
tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui
dan diadopsi oleh kwartir nasional. Kasus serupa terjadi pada pendirian
golongan siaga di Amerika Serikat, yang program golongan siaganya telah dimulai
sejak 1911 di tingkat ranting namun belum mendapatkan pengakuan hingga 1930.
Sejak
awal didirikannya gerakan kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan
besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat tersebut,
Agnes Baden Powell —adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden Powell,—
pada tahun 1910 ditunjuk menjadi presiden organiasi kepanduan putri pertama di
dunia. Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang
kemudian berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914. Agnes
mundur dari kursi presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olive Baden
Powell, istri dari Lord Baden-Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil
presiden hingga ia meninggal pada usia 86 tahun. Pada waktu tersebut, kepanduan
putri telah diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut
dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat tersebut. Pada era 90-an,
Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara unit putra
dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.
Program awal bagi pendidikan pembina diadakan di London pada
tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun 1911. Namun, Baden
Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan semaksimal mungkin.
Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan praktek lapangan
semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan kursus Woodbadge. Akibat Perang Dunia I, pendidikan woodbadge bagi
para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus woodbadge
pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam
dan memiliki cakupan yang luas. Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi
pembina, seperti Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga kursus
Woodbadge.
Keanggotaan
Sampai tahun 2005, terdapat lebih
dari 28 juta anggota terdaftar kepanduan putra dan 10 juta anggota terdaftar
kepanduan putri di seluruh dunia dari 216 negara dan teritori berbeda.
Daftar 20
besar negara-negara dengan jumlah anggota pramuka terbesar:
Negara
|
Keanggotaan
|
Tahun
Berdiri
|
|
Kepanduan Putra
|
Kepanduan
Putri
|
||
9,500,000
|
1910
|
1912
|
|
8,100,000
|
1912
|
1912
|
|
3,700,000
|
1909
|
1911
|
|
2,600,000
|
1910
|
1918
|
|
1,400,000
|
1911
|
1957
|
|
1,000,000
|
1907
|
1909
|
|
950,000
|
1920
|
1928
|
|
570,000
|
1909
|
1911
|
|
420,000
|
1910
|
1920
|
|
280,000
|
1922
|
1946
|
|
260,000
|
1908
|
1910
|
|
260,000
|
1910
|
1912
|
|
240,000
|
1913
|
1919
|
|
210,000
|
1912
|
1912
|
|
160,000
|
1915
|
1919
|
|
160,000
|
1910
|
1910
|
|
150,000
|
1910
|
1911
|
|
150,000
|
1911
|
1915
|
|
150,000
|
1914
|
1916
|
|
140,000
|
1911
|
1916
|
Gerakan Pramuka Indonesia
Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
A. Pendahuluan
Kalau kita mempelajari sejarah
pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri
gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman
beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja
inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
B. Riwayat hidup Baden
Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857
dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor
Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell yang
berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a. Karena ditinggal bapak sejak
kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b. Dari kakaknya mendapat
latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c. Sifat Baden Powell yang
sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga,
mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d. Pengalaman di India sebagai
pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda
yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada
Kimball O’Hara.
e. Terkepung bangsa Boer di kota
Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
f. Pengalaman mengalahkan
Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam
buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar
dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan
Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai
dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda
dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di
pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari
tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan
Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord
dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941
di Nyeri, Kenya, Afrika.
C. Sejarah
Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell
menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya.
Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini
cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri
organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys
Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik
perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan
nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok
pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book
karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita
tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk
Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau
menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini
menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai
bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan
Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka
dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu
Sedunia (Chief Scout of The World).
JAMBORE
DUNIA
Tahun 1924 Jambore II di
Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow
Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo,
Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di
Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di
Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz
Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di
sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di
Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di
Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho,
Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di
Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di
Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di
Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di
Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di
Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea
Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di
Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili,
Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di
Thailand
Tahun 2007 Jambore XXI di
Hylands Park Inggris
Tahun 2011 Jambore XXII di
Rikaby, Swedia
Tahun 15 Jambore XXIII di
kirarahama, Jepang
Tahun 1914 beliau menulis
petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919.
Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang
tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina
Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan
Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris
dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa
Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva,
Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19
Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin
(Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada
tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy
sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai
5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria.
Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor
kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia
A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di
Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang
merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu
diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
B. Sejarah Singkat
Gerakan Pramuka
Gagasan Boden Powell yang
cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk
Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu
dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia
dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan
Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan
nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia
Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul
bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders
Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche
Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan
pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim
menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran
nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti
IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI
(Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan
Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang
Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk
Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah tokoh proklamasi
kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di
Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan
Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3
federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September
1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI
(Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada
maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa
golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan
Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda
seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam
Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka
perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang
pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena
Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan
pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah
Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga
organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka
dilarang keberadaannya.
C. Perkembangan Gerakan
Pramuka
Ketentuan dalam Anggaran Dasar
gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan
sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata
lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat
dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat
Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk
Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas
Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang
pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta,
Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun
1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi
bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka
Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang
muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka
Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di
dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan
pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan
pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait.
Latar
Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun
1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang
perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.Dari
ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan
kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan
dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan
Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan
serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris
MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang
terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
- Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
- Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
- Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato
Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\
Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh
masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya
yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan
perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di
dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat
17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk
dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam
realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14
Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70
anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara
anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.Mapinas diketuai oleh Dr. Ir.
Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil
Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai
Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka Indonesia
Gerakan
Pramuka Indonesia adalah nama organisasi
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja
muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“Pramuka” merupakan sebutan bagi
anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang,
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka,
Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud
“kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan
yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan
bangsa Indonesia.
Sifat
Lambang
Pramuka Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju pramuka
(untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah kanan
baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung sebelah
kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah kanan
kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan
di lengan kanan baju Pramuka.
Berdasarkan resolusi Konferensi
Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai
tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
- Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
- Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
- Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.
Fungsi
Dengan landasan uraian di atas,
maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini
dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu
permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang
hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan
menarik.
- Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan
bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan,
dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela
membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
- Alat ( means ) bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi
organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang
diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja,
dan bukan tujuan pendidikannya.
Tujuan
Gerakan Pramuka bertujuan
mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;
- anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
- anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
- anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
- anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut merupakan
cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang dilakukan oleh semua
unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
Tugas Pokok
Tugas pokok Gerakan Pramuka
adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia,
menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader
pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan
pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan
kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan,
kebutuhan dan minat peserta didiknya.
Karena kepramukaan bersifat
nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam
Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam
ikut membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah
dan segala peraturan perundang-undangannya.
Gerakan Pramuka hidup dan
bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan
yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan
pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua
anggota Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat
menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua
anggotanya dan masyarakat di lingkungannya.
Kelompok umur dan tingkatan
Kelompok
umur
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur
anggotanya.
Kelompok dibagi menjadi 4 :
- Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
- Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
- Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
- Kelompok umur 21 – 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu
Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan.
Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa
yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota
Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh
lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff
Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Tingkatan
Tingkatan dalam kepramukaan
adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya, kemampuan
itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk
Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki
tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega
hanya satu tingkatan.
- Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
- Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap
- Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada juga sebuah tingkatan khusus
yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap
kelompok umur dalam kepramukaan.
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan
Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang
membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu
sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode
Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan
kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja
sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan secara
menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu
bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan
Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu
pada:
- Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
- Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
- Kepedulian terhadap diri pribadinya;
- Ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan
sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan
ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya
dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan
dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta
keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
Metode
Metode Kepramukaan merupakan
cara belajar progresif melalui :
- Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
- Belajar sambil melakukan;
- Sistem berkelompok;
- Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
Perkembangan rohani dan jasmani
pesertadidik;
- Kegiatan di alam terbuka;
- Sistem tanda kecakapan;
- Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
- Sistem among.
Metode
Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode
Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas
unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya
mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang
tercapainya tujuan.
Kode Kehormatan
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan
Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat
pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
Satya
Satya adalah
:
- Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
- Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
- Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai
dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya”
Dwisatya
Dwisatya adalah satya yang
digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Dwisatya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
- setiap hari berbuat kebajikan.
Trisatya merupakan janji dan
tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena
mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.
Setiap kali Pramuka akan
dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara lainnya,
diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan trisatya
di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan
penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua, Trisatya
untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.
- Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
- menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
- menepati Dasadharma
- Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
- menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
- menepati Dasadarma.
Dharma
Dharma adalah :
- Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
- Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
- Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
- Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi
menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma
dan Dasadharma”
Dwidharma
Dwidarma selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
- Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
- Siaga berani dan tidak putus asa.
Dasadharma
Dasadarma selengkapnya berbunyi
sebagai berikut:
Dasa Dharma Pramuka
Pramuka itu:
- Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
- Patriot yang sopan dan kesatria.
- Patuh dan suka bermusyawarah.
- Rela menolong dan tabah.
- Rajin, terampil, dan gembira.
- Hemat, cermat, dan bersahaja.
- Disiplin, berani, dan setia.
- Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
- 10.Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Kegiatan
Kegiatan pembinaan peserta didik
dalam Gerakan Pramuka harus menggunakan semua Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan tersebut.
Pelaksanaan penggunaannya harus
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat
Indonesia agar dapat dijamin bahwa pendidikan itu akan menghasilkan manusia,
warga negara dan anggota masyarakat yang sesuai dan memenuhi keadaan dan
kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia.
Usaha Gerakan Pramuka untuk
mencapai tujuannya itu harus mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak,
mental, jasmani dan rohani, bakat, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan
pramuka, melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara praktis, dengan
menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Tanda Pengenal
Macam-macam Tanda PengenalTanda Umum
Dipakai secara
umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun
putri,harus memiliki tanda umum
Pramuka
Macamnya: –
Tanda tutup kepala, – setangan / pita leher, – tanda pelantikan, – tanda
harian, – tanda WOSM.
Tanda
Satuan
Menunjukkan
Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya: –
Tanda barung / regu / sangga, – gugus depan, – kwartir, – Mabi, – krida, –
saka, – Lencana daerah, – satuan dan lain-lain.
Tanda
Jabatan
Menunjukkan
jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan
organisasi Gerakan Pramuka.
Macamnya: –
Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, – sulung, pratama,
pradana, – pemimpin / wakil krida / saka, – Dewan Kerja, Pembina, Pembantu
Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
Tanda
Kecakapan
Menunjukkan
kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang
Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: –
Tanda kecakapan umum / khusus, – pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi
orang dewasa.
Tanda Kehormatan
Menunjukkan
jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya
dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka,
kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: –
Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang
teladan. – Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas
Kencana.
Sistem Among
Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak
dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah,
keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik
maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai
dengan aspirasi peserta didik.
Sistem Tanda Kecakapan
Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.
Sistem tanda
kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan
tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat
teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh
anggota yang memakai tanda-tanda itu.
- Tanda Kecakapan Umum.
- Tanda Kecakapan Khusus.
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Lambang Gerakan adalahtanda pengenal tetap yang mengkiaskan
cita-cita setiap anggota
Bentuk
Gerakan Pramuka Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete
Tunas Kelapa. (lihat gambar di samping) Penjabaran tentang Lambang ini
ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Arti kiasan
Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
- Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
- Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.
- Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun
- Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi.
- Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
- Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
- Lambang keris melambangkan senjata tradisional Jawa Tengah
- Lambang 10 api yang berkobar melambangkan dasadarma
- Padi dan kapas melambangkan kesuburan dibidang pangan dan sandang
- Kode daerah melambangkan daerah kota daerah
- Nama kabupaten melambangkan kota cabang
- Bintang melambangakan 5 sila pancasila
Penggunaan
- Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
- Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
- Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila
Gerakan Pramuka Indonesia adalah
nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan
yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja
muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang
meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih,
Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di
luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam
terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran
akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah
sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
TANDA KECAKAPAN KHUSUS (TKK)
Dalam
kepramukaan, Tanda Kecakapan Khusus (TKK)
adalah tanda yang diberikan kepada peserta didik sebagai bentuk apresiasi atas
kemampuan seorang peserta didik dalam suatu bidang tertentu. TKK bersifat
opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki TKK
yang berbeda dari peserta didik lain. TKK jumlahnya saat ini mencapai puluhan,
dan kemungkinan akan ditambah seiring dengan kemajuan teknologi.
Untuk
memperoleh suatu TKK, seorang Pramuka harus mampu menyelesaikan Syarat-syarat
Kecakapan Khusus dalam bidang tersebut.
Pemasangan TKK
TKK dipasang di
lengan sebelah kanan baju seragam, dengan dua pilihan pemasangan, yaitu
- Melintang, dua jari dibawah lambang Kwartir Daerah/diatas jahitan bawah lengan, atau
- Melingkari lambang Kwartir Daerah dengan komposisi dua buah disebelah kanan lambang Kwartir Daerah, dua buah disebelah kiri lambang Kwartir Daerah, dan satu buah dibawah lambang Kwartir Daerah.
Jumlah TKK yang
dapat dikenakan di baju seragam, paling banyak adalah lima buah. Jika memiliki
TKK lebih dari lima buah, maka seorang Pramuka harus
Pengenaan Selempang
Selempang
(disebut juga tetampan) secara umum hanya dikenakan pada saat upacara resmi,
pelantikan, dan momen penting lainnya. Pada kegiatan-kegiatan biasa atau pada
saat latihan rutin biasa, selempang tidak perlu digunakan. Selempang dipasang
mengarah dari kanan atas ke kiri bawah.
Pembagian TKK
Tanda Kecakapan
Khusus di semua tingkatan peserta didik (penggalang, penegak dan pandega),
kecuali siaga, dibagi dalam lima golongan bidang kecakapan dan memiliki tiga
tingkatan.
Golongan Bidang TKK
Lima golongan
TKK tersebut ditandai dengan warna dasar TKK yang berbeda, dan digolongkan
menjadi:
TKK Bidang Kesehatan dan Ketangkasan dengan warna dasar putih, meliputi:
TKK Bidang Kesehatan dan Ketangkasan dengan warna dasar putih, meliputi:
- TKK Gerak Jalan
- TKK Pengamat
- TKK Penyelidik
- TKK Perenang
- TKK Juru Layar
- TKK Juru Selam
- TKK Pendayung
- TKK Ski Air
- TKK Pencak Silat
- TKK Posyandu/TKK Keluarga Berencana
TKK
Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi, dan Watak dengan warna dasar kuning, meliputi:
- TKK Sholat
- TKK Khatib
- TKK Qori
- TKK Muadzin
- TKK Penabung
- TKK Doa
- TKK Gereja
- TKK Pelayanan
- TKK Saksi Kristus
- TKK Terang Alkitab
- TKK Suluh Gereja
- TKK Bhakti
- TKK Dharmapala
- TKK Wicaksana
- TKK Dana Punia
- TKK Bhakti
- TKK Pendididkan KB
TKK
Bidang Keterampilan Teknik Pembangunan dengan
warna dasar hijau,
meliputi:
- TKK Penjilid Buku
- TKK Juru Potret
- TKK Juru Kulit
- TKK Juru Logam
- TKK Penenun
- TKK Penangkap Ikan
- TKK Juru Kebun
- TKK Peternak Ulat Sutera
- TKK Peternak Lebah
- TKK Peternak Kelinci
- TKK Filateli
- TKK Pengumpul Lencana
- TKK Pengumpul Mata Uang
- TKK Pengumpul Tanaman Kering
- TKK Pengumpul Tanaman Hidup
- TKK Juru Masak
- TKK Pecinta Dirgantara
- TKK Pembuat Pesawat Model
- TKK Pengenal Cuaca
- TKK Komunikasi
- TKK Penjelajah
- TKK Juru Peta
- TKK Juru Navigasi Laut
- TKK Juru Isyarat Bendera
- TKK Pelaut
- TKK Pengembara
- TKK Petani Padi
- TKK Penanam Tanaman Hias
- TKK Petani Cabai
- TKK Juru Bambu
- TKK Juru Anyam
- TKK Juru Kayu
- TKK Juru Batu
- TKK Peternak Itik
- TKK Peternak Ayam
- TKK Peternak Sapi
- TKK Peternak Merpati
- TKK Pengumpul
- TKK Pengumpul Benda
- TKK Pengumpul Hewan
- TKK Juru Semboyan
- TKK Penjahit
- TKK Pengendara Sepeda
- TKK Juru Konstruksi Pesawat Udara
- TKK Juru Mesin Pesawat Udara
- TKK Juru Navigasi Udara
- TKK Juru Evakuasi Mesin
- TKK Pengenal Pesawat Udara
- TKK Juru Isyarat Elektronika
- TKK Juru Isyarat Optika
- TKK Perencana Kapal
- TKK Perahu Motor
- TKK Berkemah
- TKK Petani Bawang
- TKK Petani Tanaman Jalar
- TKK Peternak Belut
- TKK Peternak Lele
- TKK Statistika Keluarga Berencana
- TKK Pengatur Ruangan
- TKK Pengatur Rumah
- TKK Pengatur Meja Makan
TKK
Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban, Masyarakat,
Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup dengan
warna dasar biru,
meliputi:
- TKK Pemadam Kebakaran
- TKK Pengatur Lalu Lintas
- TKK Pengamanan Lingkungan
- TKK Penunjuk Jalan
- TKK Juru Bahasa
- TKK Juru Penerang
- TKK Korespondensi
- TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
- TKK Penyuluh Padi
- TKK Keadaan Darurat Udara
- TKK Keadaan Darurat Laut
- TKK Pembantu Ibu
- TKK Pengasuh Anak
- TKK Penerima Tamu
- TKK Pendaki Gunung
- TKK Juru Ukur
- TKK Kependudukan
- TKK Pendataan Keluarga Berencana
- TKK Kesejahteraan Keluarga
TKK
Bidang Patriotisme dan Seni Budaya dengan
warna dasar merah, meliputi:
- TKK Dirigen
- TKK Penyanyi
- TKK Pelukis
- TKK Juru Gambar
- TKK Pengarang
- TKK Pembaca
Tingkatan
TKK
Tingkatan TKK
dalam Gerakan Pramuka dibagi menjadi tiga. Untuk mencapai tingkatan
selanjutnya, seorang Pramuka harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam Syarat
Kecakapan Khusus (SKK). Setiap tingkatan SKK yang lebih tinggi akan berbeda
persyaratannya dengan SKK yang memiliki tingkatan lebih rendah walaupun untuk
TKK yang sama.
Dari kiri ke
kanan, contoh TKK Pramuka Penegak: TKK Qori tingkat Purwa, TKK Pengamat tingkat
Madya, TKK PPPK tingkat Utama
Tiga tingkatan
tersebut ialah:
- Purwa; merupakan tingkatan terendah dalam TKK, berbentuk lingkaran.
- Madya; merupakan tingkatan TKK tingkat menengah, berbentuk persegi.
- Utama; merupakan tingkatan tertinggi TKK, berbentuk segi lima.
Yang membedakan
TKK antar golongan peserta didik ialah warna tepian TKK yang berbeda.
- Tingkat Pramuka Siaga berwarna hijau dan hanya memiliki satu bentuk yaitu segitiga
- Tingkat Pramuka Penggalang berwarna merah
- Tingkat Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berwarna kuning
Beberapa TKK
juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi seorang peserta didik
yang akan melanjutkan ke tingkatan Pramuka Garuda sebagai tingkatan tertinggi
dalam golongannya.
Tanda Kecakapan Umum
TKU (Tanda Kecakapan Umum) adalah bagian dari sistem tanda kecakapan
dalam Gerakan Pramuka di samping TKK (Tanda Kecakapan
Khusus).
Tanda Kecakapan
Umum diberikan setelah seorang anggota Gerakan Pramuka menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU)
dalam tingkatannya masing-masing.
Tanda Kecakapan
Umum hanya berlaku bagi anggota Pramuka
Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega. TKU tidak berlaku bagi seperti Pembina, Andalan dan
anggota dewasa lainnya.
Bentuk,
tingkatan dan pemakaian
Pramuka Siaga
- Berbentuk Jajar Genjang miring berwarna dasar hijau dengan gambar “bunga kelapa” berwarna putih.
- TKU Pramuka Siaga terdiri atas: TKU Siaga mula (satu susun), TKU Siaga bantu (dua susun) dan TKU Siaga tata (tiga susun).
- TKU Pramuka Siaga dikenakan di lengan baju sebelah kiri.
Pramuka Penggalang
- Berbentuk seperti huruf “V” berwarna dasar merah dengan gambar “bunga kelapa bertangkai tiga” berwarna putih.
- TKU Pramuka Penggalang terdiri atas: TKU Penggalang Ramu (satu susun), TKU Penggalang Rakit (dua susun) dan TKU Penggalang Terap (tiga susun).
- TKU Pramuka Penggalang dikenakan di lengan baju sebelah kiri.
Pramuka
Penegak
- Berbentuk trapesium berwarna dasar hijau dengan gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan “Bantara” atau “Laksana” berwarna kuning.
- TKU Pramuka Penegak terdiri atas TKU Penegak Bantara (bertuliskan “BANTARA” di bagian bawah tunas kelapa) dan TKU Penegak Laksana (bertuliskan “LAKSANA” di bagian bawah tunas kelapa).
- TKU Pramuka Penegak dikenakan di masing-masing bahu baju seragam pramuka (pundak).
Pramuka
Pandega
- Berbentuk trapesium berwarna dasar hijau dengan gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan “Pandega” berwarna coklat.
- Tingkatannya hanya satu tingkatan.
- TKU Pramuka Pandega dikenakan di masing-masing bahu baju seragam pramuka (pundak).
PENGGALANG
Penggalang adalah sebuah tingkatan dalam pramuka setelah siaga. Biasanya
anggota pramuka tingkat penggalang berusia dari 10-15 tahun.
Tingkatan
dalam Penggalang
Penggalang
memiliki beberapa tingkatan dalam golongannya, yaitu :
- Ramu
- Rakit
- Terap
- Penggalang Garuda
Tingkatan
Penggalang juga memiliki Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan
Khusus (SKK) yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kenaikan tingkat atau
pendapatkan Tanda Kecapakan Khusus TKK
Sistem
Kelompok Satuan Terpisah
Satuan terkecil
dalam Penggalang disebut regu. Setiap regu diketuai oleh seorang Pimpinan Regu
(PINRU)yang bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Dalam Gugus depan
Penggalang yang dapat berisi lebih dari satu regu putra/putri, terdapat peserta
didik yang bertugas mengkoordinir regu-regu tersebut, peserta didik itu disebut
Pratama (untuk putra) atau Pratami (untuk putri).
Regu dalam
penggalang mempunyai nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama Regu
Putra diambil dari nama binatang, misalnya harimau, kobra, elang, kalajengking,
dan sebagainya. Sedangkan nama regu putri diambil dari nama bunga, semisal
anggrek, anyelir, mawar, melati.
Trisatya
Janji Pramuka
Penggalang (Trisatya) berbeda dengan Siaga dan Penegak/Pandega. Berikut isi
Trisatya Penggalang:
TRISATYA Demi
kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh:
- Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Mengamalkan Pancasila
- Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
- Menepati Dasa Dharma
Dasa
Dharma
adalah sepuluh
janji seorang pramuka
DASA
DHARMA
- Taqwa kepada tuhan yang maha esa
- Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
- Patriot yang sopan dan kesatria
- Patuh dan suka bermusyawarah
- Rela menolong dan tabah
- Rajin,terampil,dan gembira
- Hemat cermat dan bersahaja
- Disiplin,berani dan setia
- Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
- Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan
WARNA DAN ARTI
KIASAN TKU
a. Kelopak bunga kelapa yang
mulai merekah, menggambarkan pertumbuhan tanaman, mengibaratkan Pramuka Siaga
yang sedang tumbuh menjadi tunas calon bangsa.
b. kelopak bunga diletakkan
miring, menggambarkan bunga kelapa yang selalu memperlihatkan sudut miring
terhadap batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan Pramuka Siaga dengan
keluarga dan orang tuanya.
c. Mayang terurai bertangkai
tiga buah, menggambarkan bunga yang sudah mulai berkembang, indah dan menarik,
mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik,
sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi dirinya dengan
jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya.
d. Mayang terurai yang mekar ke
samping, mengibaratkan makin terbukanya pandangan Pramuka Penggalang, dan
menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya.
e. Bintang bersudut lima
mengibaratkan Ketuhanan Yang Mahaesa dan Pancasila.
f. Dua buah tunas kelapa yang
berpasangan mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak Pramuka Penegak dan
Pandega, putera dan puteri, yang sedang membina dirinya sebagai mahluk pribadi,
mahluk sosial dan mahluk Tuhan, menuju cita-cita bangsa yang tinggi, setinggi
bintang di langit, untuk kemudian mengabdikan dirinya ke dalam dank e luar
organisasi Gerakan Pramuka.
g. Tanda Penegak Bantara,
Penegak Laksana dan Pandega diletakkan di atas pundak kiri dan kanan, mengibaratkan
pemberian tanggung jawab yang tidak ringan yang dipikulnya sebagai anggota
Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan negara.
Arti warna:
1) warna hijau melambangkan
kesegaran hidup sesuatu yang sedang tumbuh.
2) warna merah melambangkan kemeriahan
hidup sesuatu yang sedang berkembang.
3) warna kuning dan kuning emas
melambangkan kecerahan hidup yang menuju ke keagungan dan keluhuran budi.
4) warna coklat melambangkan
kematangan jasmani dan rohani, kedewasaan dan keteguhan.
POKOK POKOK PENJELASAN DAN PENJABARAN DASA DARMA
Pokok-pokok Pengertian1. Dasadarma
adalah ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang
harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi
manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus
mampu menghargai dan mencintai sesame manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang
Mahaesa.
2. Republlik Indonesia adalah Negara hukum yang
berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu, rumusan Dasadarma Pramuka berisi
penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan
tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikar, ungkapan
kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah
ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai
luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.
Penjelasan masing-masing Darma
1. Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa
1. Pendahuluan
Apa yang tercantum di dalam
Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam
Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan itu
merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya
sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di dalam Dasadarma
pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun
sikapnya,
Atau dengan kaata lain yang ada
di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang
terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang
terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan
2. Pengertian
1.Takwa
1. Pengertian takwa adalah
bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti, mengerjakan yang
utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara, dan lain-lain.
2. Pada hakekatnya takwa adalah
usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya.
Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi tujuan
hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia
maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan
takwa kepada Tuhan Ynag Mahaesa, yaitu:
1. Bertahan terhadap
godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari
dorongan hawa nafsu.
2. Taat melaksanakan
ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala
yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta
seluruh umat manusia.
3. Mengembalikan, menyerahkan
kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan
penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi
segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta
memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap
Mahaagung itu,
2. Tuhan
Di sini kita dapat mencoba
memahami pengertian kita tentang Tuhan baaik berpangkal dari kemanusiaan yang
antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang
terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para Nabi/
Rosul.
1. Dari segi kemanusiaan (akal
budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang
menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse
prima atau sebab pertama).
Karena itu, Dia tidak dapat
disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi,
melewati, dan menembus segala-galanya.
2. Dari wahyu Tuhan sendiri
yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau sabdaNya di dalam Kitab
suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha
Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia
tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya kaarena afirman-Nya,
alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat
yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari yang
tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu,
kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa
yang terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri.
Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat
membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini
juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane manusia,
kita akan berusaha memahami apa arti esa pada Tuhan itu.
3. Esa= satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah “satu” yang
dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau
disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak.
Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada Tuhan selain Allah”.
3. Berbicara tentang pengertian
taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian
moral, budi pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau akhlak
adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan
manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap
diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap,
syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan.
Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada
Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesame manusia
atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik
antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi
maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame
manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan
kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun
benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya,
Akhlak terhadap sesame makhluk
Tuhan mengandung unsure peri kemanusiaan.
Akhlak terhadap diri sendiri
meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab,
menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki,
loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak terhadap diri sendiri
mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu
menyesuaikan diri.
3. Pelaksanaan
1. Sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak
didik itu diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum
cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada
perwujudan kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari
agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya
yang nyata dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat
kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran tentang
takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan dan
kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama ini.
Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan
metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak
didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat
berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia
Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan
moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti tertera dalam
darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak
didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari
takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan
lain.
Sebagai Contoh.
Sikap cinta dan kasih saying,
etia, patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan
dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan
bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan,
tetapi dalamhidupnya dia bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil,
dan sebagainya terhadap sesamanya.
2. Maka dari itu, dalam
prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam
segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada bekerja sama dan
hidup bersama.
Dalam kegiatan permainan, kita
sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah.
Kalau anak sudah dibiasakan
bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik,
berwatak luhur dan berkepribadian.
Akhirnya, akan berguna bagi
sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain
didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
3. Menuntun anak untuk
melaksanakan ibadah,
4. Menyelenggarakan
peringatan-peringatan hari besar agama.
5. Menghormati orang beragama
lain.
6. Menyelenggarakan cermah
keagamaan.
7. Menghormati orang tua.
2. Darma kedua: Cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia
a. Pengertian
1. Tuhan Yang Mahaesa telah
menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang,
tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena
itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan
dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang
lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia
manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa.
Wajar dan pantaslah Pramuka,
secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa,
dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup
serta menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda alam, satwa,
dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai,
fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan
untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk
kehidupan generasi mendatang.
Di samping itu, sebagai Negara
kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus memelihara
kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut, perawatan
hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut
menduduki tempat yang penting pula.
2. Yang dimaksud dengan cinta
dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam
sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan
bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan mau
mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat
mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah
perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa.
Khususnya sebagai seorang
Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain
sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketntuan
moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian
dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak
yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki
sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih saying.
3. Darma ini adalah tuntunan
untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila
b. Pelaksanaan dalam hidup
sehari-hari.
1) Membawa peserta didik kea
lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis
tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah
masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda
kecakapan khusus.
2) Begitu pula halnya sikap
kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat masing-masing
jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan
baik binatang yang mereka miliki.
1.Kasih sayang sesama manusia
tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap
keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib
dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara
lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak
sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.
2.Siapa pun yang kita kenal dan
kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih saying
sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik,
karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak
terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3. Darma Ketiga : Patriot
yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
1. Patriot berarti putra tanah
air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah
putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya.
2. Sopan adalah tingkah laku
yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah
dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lain.
3. Ksatria adalah orang yang
gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat
gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian,
kejujuran, dan kepahlawanan.
4. Seorang Pramuka yang
mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu
kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi
martabat bangsanya.
5. Darma ini adlah tuntunan
untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
1. Membiasakan dan mendorong
anggota Pramuka untuk:
1. menghormati dan memahami
serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
2. mengenal nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah,
religious, dan lain-lain.
3. Mencintai bahasa, seni
budaya, dan sejarah Indonesia.
4. Mengerti, menghayaati,
mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
2. Mengenal adapt-istiadat
suku-suku bangsa di Indonesia.
3. Mengutamakan kepentingan
umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang
lemah dan yang benar.
4. Membiasakan diri berani
mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
5. Menghormati orng tua, guru
dan pemimpin.
4. Darma keempaat: Patuh
dan suka bermusyawarah.
1. Pengertian
1.
Patuh
berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan
ditentukan.
2.
Musyawarah
adalah laku utama seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain.
Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau
sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang
lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam
bentuk-bentuk organisasi.
3.
Darma
adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila keempat.
2. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
1.
Membiasakan
diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan
dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur
perundang-undangan yang berlaku.
Misalnya, setia mengikuti
latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
1.
Belajar
mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
2.
Membiasakan
untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak
3.
Membiasakan
diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan
berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela
menolong dan tabah
a. Pengertian
1. Rela atau ikhlas adalah
perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa
pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang
lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat
menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta
tantangan yang dihadapi.
2. Tabah atau ulet adalah suatu
sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan
tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
3. Darma ini adalah tuntunan
untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
sehari-hari
1. Membiasakan diri cepat
menolong kecelakaan tanpa diminta
2. Membantu menyeberang jalan
untuk orang tua, wanita.
3. Memberi tempat di tempat
umum kepada orang tua dan wanita.
4. Membiasakan secara bertahap
untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan
dimasyarakat..
6. Darma keenam : Rajin,
terampil, dan gembira
a. Pengertian
1. Rajin
Manusia dibedakan dengan
makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan
demikian harus mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar, Dengan
perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri.
Lebih-lebih lagi, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi
kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk
selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap
mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.
2. Terampil
Setiap manusia haarus
beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang
menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan
suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3. Gembira
Manusia itu hidup dan
menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus
bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama.
Banyak kesulitan, rintangan,
dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan
motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia
harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang.
Hal ini dapat dicapai bila
manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis.
Sikap ppositip, optimis ini
diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira.
Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan
bahkan rasa keberanian.
4. Rajin, terampil, dan gembira
perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-haari
1) Rajin
1.Biasakan membaca buku yang
baik.
2.Biasakan untuk membuaat karya
tulis.
3.Selenggarakan diskusi-diskusi
untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
4.Tentukan jadwal harian yang
tetap untuk belajar.
Belajar selama dua jam sehari
adalah layak.
5.Atur kegiatan dengan
menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
6.Membiasakan untuk menyusun
jadwal kegiatan sehari-hari.
2) Bekerja
1. Jelaskan bahwa dibalik
kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan
berguna.
2. Biasakan bekerja menurut
manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
3. Jangan terlula cepat
menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
4. Hargai dan atonjolkan suatu
prestasi kerja.
5. Berikan beban dan tugas yang
terus berkembang.
6. Berusaha untuk bekerja
dengan rencana.
7. Bergembiralah dalam tiap
usaha.
8. Selesaikan setiap tugas
pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3) Terampil
1. Pilihlah suatu jenis
kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
2. Latih terus-menerus.
3. Jangan cepat puas setelah
selesai mengerjakan sesuatu.
4. Mintalah tuntunan dari orang
yang lebih berpengalaman.
5. Jangan menolak tugas
pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
7. Darma ketujuh: Hermat,
cermat, dan bersahaja
a. Pengertian
1) Hemat
1. Hemat bukan beraaati “kikir”
tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan
suatu secara tepat menurut kegunaannya.
2. Secara rohaniah, dapat
berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari keinginan berlebihan
yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri
sendiri).
Menghemat bukan berarti a
social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social
ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih
menguntungkan.
3. Secara material, dapat
berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak
berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag
lain.
2) Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti”
sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya
sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia
senantiasa waspada.
Hal ini dapat dilakukan melalui
proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk
berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar
dari kekeliruan dan kesalahan.
Ia harus berusaha untuk berbuat
sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3) Bersahaja
Hal ini lebih berarti,
sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat
memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan
kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan
diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan
dan kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan
sesuatu yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
8. Darma kedelapan: Disiplin,
berani dan Setia
a. Pengertian
1. Disiplin dalam pengertian
yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan
peraturan.
2. Dalam pengertian yang lebih
khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.
3. Berani adalah suatu sikap
mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan.
4. Setia berarti tetap pada
suatu pendirian dan ketentuan.
5. Dengan demikian, maka
berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah, ketnetuan dan
peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani berbuaaaat
berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-haaaari
1. Berusaha untuk mengendalikan
dan mengaaaatur diri (self disiplin).
2. Mentaati peraaturan.
3. Menjalani ajaran dari ibadah
agama,
4. Belajaaar untuk menilai
kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
5. Patuh dengan pertimbangan
dan keyakinan.
9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya
a. Pengertian dan
Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
1.Yang dimaksud dengan
bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu bertanggungjawab
atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah maupun tidak,
terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat
dan keluarga misalnya :
1. Segala sesuatu yng
diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
2. Segala sesuatu yang
dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
3. Pramuka harus berani
bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar perintah yang
diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit
dilaksanakannya,
4. Seorang Pramuka tidak akan
mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang dicari-cari,
Tujuannya adalah mendidik dan
memasukkan suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya.
2. Yang dimaksud dengan dapat
dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun
perbuatannya.
Misalnya:
1. Dapat dipercaya itu berarti
juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan
terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
2. Pramuka dapat dipercaya atas
kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya
tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
3. Apabila ia ditugaskan untuk
melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya
dengan sebaik-baiknya.
4. Dalam kehidupan sehari-hari
dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat
sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang
mengawasinya.
5. Selalu menepati waktu yang
sudah ditentukan,
Tujuan adalah mendidik Pramuka
menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah
lakunya.
10. Darma kesepuluh : Suci
dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
a. Pengertian
1.
Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap
tingkah lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan
dan perbuatan
2. Suci
dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan
sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama
sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.
3. Suci
dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat
dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain.
4. Suci dalam peerbuatan
sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus
sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara,
bangsa, agama dan keluarga.
5. Dengan selalu melakukan
pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan
kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya
sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat
keyakinan beragamanya…”
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
1. Seorang Pramuka selalu
menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh
mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran
orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam
kehidupannya sehari-hari.
2. Seorang Pramuka akan selalu
berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri aterhadap
ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan
menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.
3. Seorang Pramuka akan menjadi
contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari
perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
4. Setiap Pramuka mempunyai
pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan
hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka
tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
5. Usaha agar Pramuka itu satu
dalam kata dan perbuatannya.
|
Kegiatan Pramuka Penggalang
Kegiatan dalam tingkatan
penggalang antara lain:
·
Jambore
·
Lomba
Tingkat, adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba
kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari
tingkat gugusdepan (LT-I), ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV),
nasional (LT-V).
·
Gladian
Pimpinan Regu (Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin
Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru)
Penggalang, yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang
manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir
ranting atau kwartir cabang. Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional dapat
menyelenggarakan Dianpinru apabila dipandang perlu.
·
Penjelajahan
(Wide Game), adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak
(orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat
berbagai situasi dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan
keterampilan kepramukaan seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan
sejenisnya.
Dalam membuat peta, pramuka
penggalang memiliki teknik tersendiri seperti peta pita. Peta pita dibuat oleh
dua atau tiga orang yang biasanya mencatat posisi atau titik dari kompas bidik,
kemudian orang yang lain akan mencatat kondisi sekitar dalam sebuah meja jalan.
Meja lanan sendiri berbentuk papan seukuran kertas folio yang kemudian ditempel
kertas yang digulung panjang
·
Latihan
Bersama, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugusdepan
yang berada dalam datu kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah
dengan tujuan untuk saling tukar menukar pengalaman. Latihan gabungan ini dapat
dilaksanakan dalam bentuk lomba, seperti baris-berbaris, PPPK, senam pramuka
dan sejenisnya.
·
Perkemahan,
adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk
mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan. Perkemahan diselenggarakan dalam
bentuk Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jum”at Sabtu
Minggu), perkemahan liburan dan sejenisnya.
·
Gelar
(Demonstrasi) Kegiatan Penggalang, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam
bentuk keterampilan di hadapan masyarakat umum, seperti baris-berbaris, PPPK,
gerak dan lagu, membuat konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali
(pioneering), dan sejenisnya.
·
Pameran,
adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Penggalang kepada
masyarakat.
·
Darmawisata,
adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu, seperti museum, industri, tempat
bersejarah, dan sejenisnya.
·
Pentas
Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka
Penggalang.
·
Karnaval,
adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka Penggalang.
Pramuka
Penegak
Penegak adalah
anggota gerakan Pramuka
yang sudah memasuki jenjang umur 16 sampai 20 tahun.Tingkatan dalam Pramuka Penegak
Ada beberapa tingkatan dalam Penegak yaitu :- Penegak bantara
- Penegak laksana
- penegak Pandega
Satuan
Satuan terkecil Pramuka Penegak disebut Sangga yang terdiri atas 7 sampai 10 orang Penegak. Sangga dipimpin salah seorang Penegak yang disebut Pimpinan Sangga (Pinsang). Setiap 4 Sangga dihimpun dalam sebuah Ambalan, yang dipimpin Pradana. Didalam Ambalan terdapat struktur organisasi yang lengkap misal : Kerani (juru tulis), Juang (Juru Uang), Juru Adat atau Pemangku Adat dan Anggota. Setiap Ambalan mempunyai nama yang bermacam-macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya. Contohnya adalah nama Ambalan SMA Negeri 1 Purwokerto adalah “Pandawa” (Ambalan Putra) dan “Srikandi” (Ambalan Putri).Kode Kehormatan
Kode Kehormatan untuk
Pramuka Penegak terdiri atas Satya(janji)
dan Ketentuan Moral (Dharma)
Janji Pramuka
Penegak disebut Trisatya. Bunyi Trisatya Pramuka Penegak berbeda dengan
Trisatya Penggalang.
Berikut bunyi Trisatya Penegak:
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan negara kesatuan Republik Indonesia, menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati Dasa Darma.
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan negara kesatuan Republik Indonesia, menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati Dasa Darma.
Ketentuan Moral
Pramuka penegak disebut Dasa Dharma. Berikut isi Dasa Dharma Penegak:
DASA DHARMA
- Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
- Patriot yang sopan dan ksatria
- rela menolong dan tabah
- patuh dan suka bermusyawarah
- Rajin, trampil dan gembira
- Hemat cermat dan bersahaja
- Disiplin, berani dan setia
- Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
- Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Kegiatan-kegiatan Penegak
Kegiatan Pramuka Penegak adalah perwujudan dari sumpah di atas. Berikut ini acara-acara pertemuan Penegak:- Lompat Tali (Kegiatan ini dilaksanakan di masing-masing Ambalan)
- Pelantikan penegak, Penegak Bantara & Laksana
- Gladian Pimpinan Sangga (DIANPINSA)
- Raimuna (Rover Moot)
- Perkemahan Wirakarya (Community Development Camp)
- Perkemahan Bhakti (sama dengan Perkemahan Wirakarya tetapi merupakan acara Satuan Karya)
Tambahan
- Bentuk barisan upacara Pramuka penegak adalah Perlombaan dimana Pinsa berada disamping kanan barisan dan anggotanya berbaris seperti umumnya(berbanjar)
- Pramuka Penegak selain aktif di Ambalannya masing-masing juga dapat bergabung dalam Satuan Karya Pramuka (Saka) semisal Saka Bhayangkara (diselenggarakan oleh Polri), Saka Wanabhakti (diselenggarakan oleh Perhutani) dan lainnya.
Pramuka Siaga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Siaga)Langsung ke: navigasi, cari
Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.
Kode kehormatan
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yang pertama disebut Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan yang kedua disebut Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Adapun isinya adalah:Dwi Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga
- setiap hari berbuat kebajikan
Dwi Darma
- Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
- Siaga berani dan tidak putus asa
Satuan
Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung setiap 4 Barung dihimpun dalam sebuah Perindukan. Barung diberi nama dengan warna semisal, Barung Merah, barung Hijau dll. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung (Pinrung) yang dipilih oleh Barung itu sendiri. Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi.Syarat Kecakapan
Syarat Kecakapan Umum
Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU). TKU dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:- Mula
- Bantu
- Tata
Syarat Kecakapan Khusus
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat wajib yang
harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan
Khusus (TKK). Khusus TKK tingkat Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang masing-masing
sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan
membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak
menghadap ke bawah.Lain-lain
- Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Yanda dan Pembina Siaga Pramuka putri dipanggil Bunda.
- Pembantu Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Pakcik dan Pembantu Pembina Pramuka putri dipanggil Bucik.
- Bentuk barisan dalam Upacara Siaga adalah lingkaran dengan Pembina berada di tengah lingkaran. Ini mengandung filosofi bahwa cara pandang Pramuka Siaga yang masih terfokus pada satu titik.
- Kegiatan untuk Siaga salah satunya adalah Pesta Siaga yang berupa Perkemahan satu hari tanpa menginab.
Kegiatan Pramuka
Dalam Kepramukaan terdapat banyak kegiatan. Pada prinsipnya semua kegiatan yang sesuai dengan PDK dan MK adalah kegiatan kepramukaan, akan tetapi terdapat kegiatan-kegiatan yang biasa bahkan rutin dilakukan dalam kepramukaan.Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka
- Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional.
- Estafet Tunas Kelapa ETK, adalah kirab Pramuka secara estafet dengan membawa obor, Bendera Merah Putih dan Panji Kepramukaan yang dilaksanakan oleh Kwartir Daerah dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Pramuka. Estafet dimulai dari beberapa titik pemberangkatan dan berakhir di arena Upacara HUT tingkat Daerah. Petugas ETK biasanya dari Pramuka Penggalang, Pramuka penegak dan Pramuka Pandega.
- Perkemahan dan/atau upacara Hari Ulang Tahun Pramuka.
Kegiatan Pramuka Siaga
Selain kegiatan
latihan rutin, Pramuka Siaga mempunyai kegiatan:
Pesta Siaga adalah
pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam
dan/atau gabungan dari bentuk: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan
kepramukaan yang dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga
(simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata,
Pentas Seni Budaya, Karnaval, Perkemahan Satu Hari (Persari).
Kegiatan Pramuka Penggalang
Jambore
- Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah, Jambore Nasional, Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.
Lomba Tingkat
- Lomba Tingkat (LT) adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba tingkat dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Lomba tingkat terdiri atas: LT-I (tingkat gugus depan), LT-II (tingkat Kwartir Ranting), LT-III (tingkat Kwartir Cabang), LT-IV (tingkat Kwartir Daerah) dan LT-V (tingkat Kwartir Nasional).
Perkemahan Bhakti
- Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada masyarakat yang biasanya berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.
Dianpinru
- Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang.
Perkemahan
Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang
diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan
dalam satu periode, seperti Perkemahan Pelantikan Penggalang Baru, Perkemahan
Kenaiakan Tingkat (dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit atau dari
Penggalang Rakit ke Penggalang Terap), Perkemahan Sabtu Minggu (Persami),
Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
perkemahan juga merupakan gerakan penghibur dan pengetahuan bagi mereka yang
tak pernah mengenal dunia luar. selain itu perkemahan juga dapat dipakai oleh
penggalang muhammadiyah yang sering disebut HIZBUL WATHAN.
Forum Penggalang
- Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.
Penjelajahan
- Penjelajahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
Kegiatan Pramuka Penegak-Pandega
Raimuna
Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam
bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka,
seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional. Kata
Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah Yapen Waropen-papua, yang berasal
dari kata Rai dan Muna yang artinya pertemuan ketua suku
dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan
bersama.Raimuna Nasional VIII yang diadakan pada tahun 2003 merupakan Raimuna Nasional pertama yang diadakan diluar “kebiasaan” , Raimuna Nasional VIII diadakan di Taman Candi Prambanan-Yogyakarta , biasanya Raimuna Nasional diselenggarakan di BUPERTA WILADATIKA – CIbubur-Jakarta. Untuk Raimuna Nasional yang akan datang (Raimuna Nasional IX tahun 2008), akan dilaksanakan kembali di BUPER WILADATIKA – Cibubur-Jakarta Timur .
Gladian Pimpinan Satuan
Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega
bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang
bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan.
Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir
cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat
bila dipandang perlu.kwatir daerah suk ,kwatir nasional…………….
Perkemahan
Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di
gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami),
Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan
sejenisnya.
Perkemahan Wirakarya
Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan
integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan
masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler,
khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.Perkemahan Bhakti
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.PERAN SAKA (Perkemahan Antar Saka)
Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.Pengembaraan
Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.Latihan Pengembangan Kepemimpinan
Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.PPDK
Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.Kursus Instruktur Muda
Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.Penataran, Seminar dan Lokakarya
Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.Sidang Paripurna
Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja/kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.Musppanitera
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.Ulang Janji
Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun Pramuka.Kegiatan Pramuka Dewasa
Pramuka Dewasa adalah Pembantu Pembina, Pembina, Intruktur, Andalan dan anggota Majlis Pembimbing. Kegiatannya antara lain:- Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD)
- Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML)
- Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD)
- Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL)
- Musyawarah Gugusdepan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang (Muscab), Musyawarah daerah (Musda) dan Musyawarah Nasional (Munas)
- Ulang Janji
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemah (kata benda) adalah tempat tinggal darurat, biasanya berupa tenda yang ujungnya hampir menyentuh tanah dibuat dari kain terpal dan sebagainya. perkemahan (kata benda) 1 hal berkemah; 2 himpunan kemah (pramuka, pasukan, dsb); tempat berkemah.
Berkemah sebagai aktivitas rekreasi mulai populer pada awal abad ke-20. Kegiatan ini juga umumnya disertai dengan kegiatan rekreasi luar ruangan lainnya, seperti mendaki gunung, berenang, memancing, dan bersepeda gunung.
Berkemah dalam Kepramukaan
Pramuka Penggalang tengah berkemahBerkemah atau Perkemahan adalah salah satu macam kegiatan dalam kepramukaan yang dilaksanakan secara out bond. Kegiatan ini merupakan salah satu media pertemuan untuk Pramuka.
Tujuan Perkemahan
- memeberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam.
- Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan.
- Membina kerjasama dan persatuan dan persaudaraan.
Macam Perkemahan
Ada beberapa macam perkemahan ditinjau dari beberapa hal:Ditinjau dari Lamanya Waktu, yaitu:
- Perkemahan Satu Hari. Yang termasuk dalam Perkemahan satu hari adalah Pesta Siaga
- Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami)
- Perkemahan lebih dari tiga hari
- Perkemahan Menetap
- Perkemahan Safari (Berpindah-pindah)
- Kemah Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW)
- Kemah Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu Ambalan, Pelantikan Penggalang Ramu dan lain-lain
- Kemah Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT)
- Kemah Rekreasi
- Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting (tingkat Kwartir Ranting/Kecamatan), Jambore Cabang (tingkat Kwartir Cabang / Kabupaten/Kota, Jambore Daerah (tingkat Kwartir Daerah / Provinsi, Jambore Nasional (tingkat Kwartir Nasional / se-Indonesia).
- Kemah Riset/Penelitian
- Perkemahan satu regu/sangga
- Perkemahan satu Pasukan/Ambalan/Racana
- Perkemahan tingkat Ranting/Cabang/Daerah/Nasional/Regional/Dunia.
Tambahan
Dalam berkemah kita perlu mencari tempat yang baik dan ideal, yaitu:- Tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput dan terdapat pohon pelindung
- Dekat dengan sumber air
- Terjamin keamanannya
- Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari kampung dan jalan raya
- Tidak terlalu jauh dengan pasar, pos keamanan dan pos kesehatan
- Memiliki pemandangan menarik
Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia Merdeka, yang dinamakannya Pancasila. Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai.
Selanjutnya BPUPKI membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno itu. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, Abdulkahar Muzakir, HA Salim, Achmad Soebardjo dan Muhammad Yamin) yang bertugas : Merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar